Minggu, 27 September 2015

Bangga, Berkat Kerupuk Rambak Desa Segoroyoso Banyak di Singgahi Wisatawan

mengarahkan perjalanan dengan menggunakan motor sewaan berjenis matic sekitar 1 jam dari kota Jogja, akhirnya tibalah di desa Segoroyoso, Pleret, Kabupaten BantulPemotongan kulit Berukuran 1x4cm sebelum di Goreng.
Desa ini memang sudah terkenal seantero penikmat kerupuk rambak, sehingga tidak sulit untuk sampai ke pusat home industri ini yang merupakan centra penghasil kerupuk Rambak. Berkesempatan untuk bisa berada di desa suatu yang sangat luar biasa, karena tidak jauh dari rumah selain menemukan pengrajin kerupuk rambak, kita juga akan menemukan peternak-peternak sapi. Untuk kali ini kita lupakan sejenak cerita tentang peternak sapi, kita akan sedikit fokus pada cerita seorang pekerja kerupuk Rambak. Sebut saja bangunan ini dengan nama pabrik, karena disini terjadi proses pembuatan kerupuk mulai dari melepaskan kulit, menjemur,merebus, memotong hingga menggorengnya, sebut salah satu karyawan. Proses Perebusan Bahan Mentah Kerupuk Rambak sebelum diolah Lebih Lanjut
Proses Perebusan Kulit Kerbau sebelum diolah Lebih Lanjut Bersyukur KOPI disambut dengan ramah oleh karyawan yang ada dipabrik ini, salah satu diantaranya bapak Pamuji yang sudah selama 4 tahun bergabung di pabrik milik pak H. Madyo Menurut Pak Muji panggilan akbrab Bapak Pamuji, pabrik tempat ia bekerja sekarang sering dijadikan percontohan dan dikunjungi mahasiswa KKN (kuliah Kerja Nyata), yang menjadi daya Tarik dari pabrik ini adalah semua karyawan wajib memahami alur kerja dan tidak terfokus satu pekerjaan saja, “jadi semua tahu dan pandai serta menguasai urutan pekerjaan”, ungkap Muji.
Pamuji Menunjukan Kerupuk yang Siap diPasarkan Kerupuk Rambak untuk beberapa daerah ada yang mengenal dengan nama kerupuk Jangek, ada pula yang mengenalnya dengan nama kerupuk kulit lantaran karena memang bahan baku kerupuk ini terbuat dari kulit kerbau, sapi bahkan ada juga menggunakan kulit kambing. Khusus tempat dimana bapak Pamuji bekerja, sangat selektif memilih bahan baku,sehingga mereka hanya memproduksi kerupuk rambak dari kulit kerbau yang didatangkan dari luar pulau Jawa,salah satunya dikirim dari Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Musim kemarau seperti ini memang sangat berpihak pada pabrik-pabrik kerupuk rambak, hal ini dipicu karena bahan mentahnya sebelum dan setelah rebus selama 15-19 jam harus dijemur, ini yang menyebabkan mengapa pabrik-pabrik produk andalan desa tersebut sangat bergantung pada sinar matahari. Kepada KOPI, Sabtu 26 Sepetermber 2015, Pamuji beserta rekan-rekan yang lainya merasa bangga meskipun Desa Segoroyoso, Pleret Kabupaten Bantul jauh dari kemaraian kota Jogja tetapi masih disinggahi wisatawan dan Mahasiswa yang ingin melihat proses pembuatan bahkan membeli produknya, “kami banggalah pak banyak dikunjungi orang” tukas Pamuji.
Sumber Tulisan Asli: http://www.pewarta-indonesia.com/berita/daerah/17426-bangga-berkat-kerupuk-rambak-desa-segoroyoso-banyak-di-singgahi-wisatawan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar