Organisasi, entah apapun namanya kalau boleh diibaratkan adalah bagaikan
sebuah kendaraan yang sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat atau
tujuan. Banyak faktor yang bisa menjadikan organisasi mencapai tujuan,
kembali kepada seni dari seorang pimpinan dalam memimpin perjalanan
tersebut dengan organisasi sebagai kendaraannya.
Berjuta-juta umat manusia yang diciptakan Tuhan ada diantaranya
yang memang diberikan kelebihan pribadi untuk menjadi pemipin, dengan
kata lain sejak dilahirkan mereka membawa sifat-sifat atau bakat untuk
menjadi seorang pemimpin, mengutip teori “The Great Man” pada zaman
Yunani Kuno atau juga pada zaman Romawi yang menyakini bahwa pemimpin
terlahir sebagai manusia dengan kemampuan yang besar untuk memimpin.
Suatu kendaraan yang disebut organisasi didalamnya terdapat sejumlah
orang yang menjadi bagian kelompok kerja (team work) dengan sejumlah
keunikan pula yang juga ikut menjalani roda organisasi. Perjalanan
organisasi tidak semudah atau semulus harapan kita, semakin besar
organisasi semakin besar pula tantangan atau hambatan yang akan ditemui
oleh seorang pemimpin untuk tetap tegar menjalani organisasi.
Permasalahan yang silih berganti yang akan menghampiri lajunya roda
organisasi dalam mencapai tujuan, baik dari internal maupun i eksternal
organisasi yang akan berujung pada likuidasi, situasi yang tak
kondusif, tak kunjung jua berakhir ini memaksa pimpinan (leadership)
untuk bisa menerapkan manajemen situasional yaitu bisa secepat mungkin
beradaptasi menempatkan diri antara kepentingan pribadi, organisasi
serta khalayak banyak yaitu anggota organisasi dengan tujuan untuk
kebaikan bersama. Manajemen situasional seorang pemimpin ini lebih
ditekankan kepada prinsip-prinsip hidup positif, sebagai contoh
sederhana berani mengatakan dengan segala risiko yang mungkin akan
diterima bahwa yang benar itu adalah sebuah kebenaran yang hakiki dan
kesalahan itu adalah sebuah kesalahan yang merupakan kekhilafan sebagai
seorang manusia karena ketidaktahuan serta mungkin juga karena keegoan
untuk tidak ingin tahu.
Dalam ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, banyak dibahas mengenai
tipe-tipe kepimpinan yang menjadi landasan individu untuk memimpin
seperti tipe kepemimpinan demokrasi, otokrasi serta tipe kepimpinan
bebas yang memberikan kebebasan penuh kepada staf untuk mengambil
keputusan, singkat kata tipe kepemimpinan ini hanya legalitas formalnya
saja sebagai seorang pimpinan, hampir sebagian besar beban kerja
organisasi dilimpahkan kepada staf untuk mengambil keputusan sedangkan
pimpinan hanya bermodalkan bolpoint saja untuk membubuhkan tanda tangan
sebagai simbol bahwa pemimpinanlah yang mengambil keputusan.
Untuk menjadi seorang pemimpin memang harus diakui harus mempunyai
kecerdasan tersendiri dan yang paling penting adalah kecerdasan dalam
berkomunikasi untuk menyampaikan gagasan serta mempengaruhi anggota
organisasi untuk menjalani gagasan. Terlepas dari tipe-tipe kepemimpinan
diatas, ada hal yang tak kalah pentingnya pula dalam menjalankan roda
organisasi dengan sejumlah keunikan tersendiri dari anggotanya yaitu
filosofi seorang pemimpin.
Filosofi/Falsafah/Filsafat yang merupakan ilmu yang mencari
kebenaran dan prinsip-prinsip dengan menggunakan akal atau dengan kata
lain gagasan dan pandangan mendasar yang dimiliki oleh orang sebagai
individu atau masyarakat bagian dari organisasi. Banyak hal yang
menjadi inspirasi seseorang dalam mengambil filosofi hidup, misalnya
saja filosofi air yang mempunyai pandangan bahwa seorang pemimpin harus
bisa secepat mungkin melunak ketika terhadang oleh bebatuan yang
menghalangi lajunya air di sungai yang deras.
Filosofi yang satu ini mungkin jarang terdengar oleh kita semua,
bahkan literaturnya pun yang berkaitan dengan dirinya bisa dikatakan
sangatlah sulit untuk didapatkan, mungkin karena ini jua-lah orang
jarang menggunakannya sebagai filisofi.
”Pandan” kalau orang Belitong (sebutan untuk Belitung dengan dialek
daerah) menyebutkannya didahulukan dengan kata benda didepanya sebagai
penegas bahwa tanaman ini merupakan tanaman dedaunan yaitu dengan
sebutan ”Daun Pandan” dan jarang sekali diungkapkan pandan saja.
Satu-satunya daerah di Indonesia yang menggunakan kata pandan
sebagai petunjuk tempat dengan menggunakan nama dedaunan ini adalah
Tanjungpandan yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Belitung.
Taukah anda bahwa ”Pandan” mempunyai filosofi yang sangat baik jika
diterapkan dalam menjalankan roda organisasi. Tanaman yang hanya terdari
dari dedaunan yang berwarna hijau ini mempunyai sifat-sifat yang bisa
diaplikasikan dalam organisasi, berikut filosofi yang bisa didapat :
1. Ketika daunnya masih muda yang kita intepretasikan, saat masih
menjadi pemimpin daun muda ini akan berdiri tegak dengan segala
kemampuannya untuk memimpin jalannya organisasi ditandai dengan ujung
daunnya menghadap keatas dengan maksud untuk melihat kedepan demi
kemajuan organisasi tanpa memamerkan apa yang telah dilakukan untuk
organisasi.
2. Ketika kemampuan untuk memimpin sudah mulai memudar, ditandai
dengan ujung daunnya merunduk kebawah, daun yang sebelumnya berdiri
tegak sekarang sudah siap untuk digantikan dengan daun muda yang lebih
tegak yang melihat kedepan, hebatnya lagi daun yang sudah mulai merunduk
ini tidak serta-merta mati meninggalkan generasi penerusnya namun masih
dengan kedewasaan daun yang warnanya hijau tua ini tetap dalam satu
wadah organisasi dengan mengitari daun muda yang menjadi pemimpin
mereka.
3. Sifat dari ”Pandan” ini ketika mereka berada diatas dengan daun
yang agak panjang bisa kita interpretasi sebagai kekuasan penuh yang
dimiliki (legitimacy power), Namun Pandan tidak semena-semena kepada
daun yang berada dibawah mereka karena Pandan mempunyai sifat
melindungi, daun yang berada dibawah mereka dilindungi dari panasnya
matahari dan hujan.
4. Daun Pandan memang berbeda dengan daun-daun lainnya mereka
dilengkapi dengan duri-duri kecil yang selalu siaga jika ada ancaman
yang mengancaman keutuhan. Daun-daun yang tadinya muda setelah tua
menjadi bagian dari masyarakat biasa dengan sifat melindungi, dan jangan
pernah mencoba untuk mengganggu pemimpin yang berada ditengah lindungan
mereka kalau kulit kita tidak ingin terluka karena durinya, hal ini
menggambarkan keharmonisan serta kepedulian dalam wadah organisasi
antara bawahan dan pimpinan atau sebaliknya
5. Tua maupun muda, daun pandan mempunyai sifat yang membawa aroma
harum, merupakan aroma khas dari daun pandan ini dimana pun mereka
berada. Jika dalam proses pembuatan makanan, daun Padan dicampurkan
dalam makanan tersebut maka aroma pandan akan menguatkan aroma yang
menambah gairah untuk menyantap makanan. Hal ini menunjukkan sifat
bahwa baik pemimpin Daun Pandan (tua maupun muda) mereka selalu membawa
aroma yang sedap dengan satu visi untuk kemajuan organisasi tanpa harus
mendeskreditkan yang lain.
6. Daun Pandan yang tua dan muda, biasa digunakan juga untuk umat
muslim melakukan ziarah kubur, selain itu Pandan juga digunakan oleh
saudara-saudara kita yang keturunan Tionghoa untuk membuat kue sebagai
yaitu digunakan untuk pembungkus kue Cang. Hal ini menunjukan bahwa
ketika masih muda saat menjadi pemimpin maupun sudah pensiun dari
Jabatannya Pandan tetap memberikan yang terbaik yang dimilikinya untuk
kepentingan orang banyak.
Berbagai filosofi yang didapat dari Pandan, Rasanya akan menjadi
indah penuh dengan keharmonisan disertai aroma-aroma yang menyegarkan
apabila dalam organisasi ada pemimpin maupun bawahan menjadikan daun
Pandan sebagai filosofi mereka dalam mencapai tujuan dalam satu wadah
organisasi. Berbagai ciptaan-Nya dapat digunakan sebagai filosofi untuk
menjalankan kehidupan ini kearah yang lebih baik menuju kesempurnaan.
Bagaimana dengan anda filosofi mana yang digunakan?
* Tulisan ini Pernah diterbitkan pada rubrik Tradisi hal 12-13 Majalah SUAR No.22/TH II/AGUSTUS-SEPTEMBER tahun 2008 Penerbit: Yayasan Suar Bangsa
ALAMAT REDAKSI/IKLAN Jalan Jenderal Sudirman No.17 Tanjungpandan 33412,Telp (0719) 23437 email suarbelitong@yahoo.com ALAMAT BIRO JAKARTA Jalan Tebet Barat XB No.4 Jakarta Selatan (021) 93620345 ALAMAT BIRO BELITUNG TIMUR Jalan Gajah Mada B54 Manggar, Belitung Timur. Majalah SUAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar