Mendengar
kata konflik, mungkin sebgian dari kita akan berdiri bulu kuduk apalagi konflik
dari judul tulisan ini, tcrjadi dikclas dan mernang sengaja di- buat oleh
dalang (orang yang menjadi otak atau mcngatur suatu gerakan atau ativitas),
siapa dalangnya mereka adalah sehari-harinya yang bertugas sebagai pendidik dan
pengajar di sekolah yaitu guru.
Kata Konflik yang selama ini terdoktrin dalam
pikiran kita adalah hal-hal yang berbau negatif, apalagi belakangan ini
pemberitaan di media massa cetak maupun elektronik tereks- pose konflik sosial
atau pertikaian antara masyarakat yang berbau SARA (Suku Agama Ras dan Antar
golo- ngan). Konflik yang dcmikian ini se- sungguhnya memang bukan konflik yang
kita harapkan dan tentu saja harus kita redam atau hindari, karena konflik
terseblit merupakan konflik yang rusak dan sangat merugikan banyak pihak.
Bayangkan saja berapa detik orang- orang yang bermukim di daerah konflik
terganggu psikisnya ketakutan karena pertikaian, berapa menit mereka harus
waspada dengan situasi dan kon- disi yang ada dan berapa jam mereka harus
menjaga diri dan harga benda
mereka
walaupun sebenarnya mereka tidak tahu duduk permasalahan yang sebenarnya.
Secara etemologi bahasa "konflik"
merupakan pertentangan. Konflik batin merupakan pertentangan barin, konflik
sosial merupakan pertentangan antar anggota masyarakat, sedangkan konflik
dikelas penulis mencoba mendeskripsikan pertentangan atau persaingan siswa di
kelas.
Seperti yang telah dipaparkan di atas konflik
pertikaian yang rusak dan merugikan banyak pihak jelas harus kita hindari,
tetapi perlu diingat juga tidak semua konflik harus kita hindari, untuk konflik
ini justru harus terjadi di kelas dan dididalangi oleh para guru. Membuat
konflik di kelas yang dimak- sudkan di sini yaitu untuk mcmcipta- kan susasan
pertentangan atau persaingan belajar antara siswa di kelas baik itu
menggunakan sistim pembelajaran seeara berkclompok maupun individual. Dengan
adanya konflik diharap- kan untuk memotivatsi siswa mencari tahu bagaimana bisa
mengungguli rekannnya dalam pTestasi belajar.
Sekilas dapat digambarkan, dengan menciptakan
konflik di kelas para guru dapat mengukur sekaligus menilai sejauh
mana Rencana Pembelajaran (RP) yang telah dibuat bisa berhasil dan sesuai
dengan target yaitu siswa bisa paham isi dari maleri yang disampai- kan. Selain
itu juga para guru bisa menilai peserta didik mereka yang sudah memahami isi
dari materi dan yang belum dipahami. Sedangkan dari sisi siswa dengan adanya
konflik mereka bisa mengukur apa kekurangan diri mereka dan kelebihan dari
rekannya.
Konfik yang diciptakan di kelas kita golongan
saja sebagai konflik kecil atau ringan karena hanya terjadi di kelas dan masih
bisa dikontrol. Lantas apakah nantinya konflik tersebut bisa meningkat
statusnya menjadi konflik yang besar sehingga siswa didik tidak mail lagi untuk
belajar datang kc sekolah. Disinilah kami sampaikan letak mengatur suasana
konflik untuk menjadi tidak besar, dengan memberi- kan pengertian dan motivasi
arah dari tujuan konflik yang sengaja diciptakan, yaitu bertujuan untuk membuat
siswa lebih aktifdan produktif dalam belajar, sehingga nantinya prcstasi
belajar bisa tercapai dan tidak mengccewakan baik dari pihak pendidik, orang
tua dan siswa itu sendiri.
* Di terbitkan pada Majalah Bulanan SUAR NO.8/TH I/15 FEBRUARI-15 MARET 2007 Hal 27 Penerbit YAYASAN SUAR BANGSA Alamat Redaksi Jl. Jenderal Sudirman N0.17 Tanjungpandan-Belitung 33412 Telp 0719-22064
Tidak ada komentar:
Posting Komentar