Minggu, 04 Oktober 2015

Tugu Batu Satam, Alternatif Wisata Negeri Laskar Pelangi

Sepuluh tahun yang lalu novel fenomenal berjudul Laskar Pelangi terbit untuk pertama kalinya, sejak itu pula banyak mata tertuju ingin mengunjungi Pulau Belitung yang dahulunya adalah bagian dari Sumatera Selatan sebelum memutuskan untuk membentuk propinsi sendiri bersama pulau Bangka menjadi Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tidak hanya masyarakat Indonesia, masyarakat Dunia pun merasa interes untuk menginjakan kakinya di Pulau penghasil Timah Terbesar di Indonesai bahkan dunia dikala itu.
Berkat novel yang terbit di 130 negara dengan 35 bahasa tersebut nama Belitung semakin dikenal masyarakat Dunia sehingga sang Penulispun mendapatkan Doktor Kehormatan atau yang lebih dikenal dengan Doktor Honoris Causa dari sebuah kampus di Inggris yaitu University of Warwick, Coventry. Diketahui jutaan wisatan domestik dan mancanegara sudah mengunjungi Pulau Belitung, banyak objek wisata yang memanjakan mata dan membuat mata merasa takjub akan indahnya Pulau Belitung. Cerita tentang Objek Wiisata yang ada di Belitung.Berkesempatan untuk melihat objek lain selain pantai Tanjung Tinggi yang memang harus diakui akan keindaannya mungkin inilah panorama surgawi. Objek Wisata lain itu adalah tugu Batu Satam,sebut saja demikian. Karena hampir sepakat semua penduduk yang dijumpai menyebutnya adalah Tugu Satam atau tugu batu satam yang merupakan replika Batu Satam. Tugu yang terletak ditengah kota ini membagi arah jalan Tanjungpandan menjadi lima penjuru arah jalan. Tugu dengan replika batu satam tersebut terlihat lebih menarik pada malam hari dengan pancaran lampu warna-warni serta nakalnya pancuran air yang mengitari tugu. Penduduk Belitung memang bersyukur dikarunia sang pencipta batu hitam nan eksotik ini, konon batu ini merupakan batu meteor atau batu langit yang jatuh di bumi Belitung, negerinya Laskar Pelangi. Banyak cerita, banyak kisah yang mengikuti satam ini. Begitu juga dengan namanya ada yang menyebutnya dengan nama batu satam, batu itam, batu empedu tanah, batu meteor serta banyak lagi. Batu ini banyak digunakan untuk melengkapi perhiasan, mata cincin. Dahulu sebelum Belitung seperti sekarang ini, batu satam ini sering digunakan sebagai cindera mata bagi para pejabat atau siapa saja yang datang ke Belitung. Cerita magis dibalik keindahan batu ini pun menjadi kisah lain, namun pendudukan setempat menyebutkan bahwa batu ini dapat menangkal orang yang ingin menguna-guna pemiliknya. Bagaimana kebenaranya, apakah anda meyakininya? Wallahu A'lam Bishawab. Keterangan waga setempat yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada KOPI menyampaikan Tugu Batu Satam ini, sudah menjadi salah satu objek wisata, banyak orang Jakarta (wisatawan-red) yang berfoto dengan latar belakang itu (Tugu Batu Satam-red), kamipun juga datang kesini untuk melihat wisatawan-wisatawan itu berfoto, ungkap warga tersebut. Jika anda ingin berwisata ke Belitung, jangan lewatkan untuk berfose di Tugu Batu Satam, hal ini menadakan bahwa akan sudah menginjakan kaki di negeri laskar pelangi dan syukur-syukur anda dapat memilikinya karena batu satam ini semakin langka seiring berkurang tambang rakyat. Tips waktu yang paling tepat adalah pagi, sore atau malam. Untuk siang hari sebaiknya dihindari karena letak tugu tersebut sangat dekat dengan pantai sehingga panasnya akan terasa sangat menyengat.
Sumber Tulisan Asli: http://www.pewarta-indonesia.com/berita/pariwisata/17516-tugu-batu-satam-alternatif-wisata-negeri-laskar-pelangi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar